Tak bisa dipungkiri Indonesia memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan. Perairan lautannya mencapai 5,8 juta km dan potensi lestari ikan laut sebesar 6,4 juta ton per tahun. Namun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan, target tingkat konsumsi ikan nasional saat ini baru mencapai 30,17 kg/kapita/tahun, amat jauh jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi ikan di beberapa Negara Asia lainnya.
Di Jepang misalnya, tingkat konsumsi ikan mencapai 110 kg/kapita/tahun, Korea Selatan 85 kg/kapita/tahun, Malaysia 54 kg/kapita/tahun dan Thailand 35 kg/kapita/tahun.
Singapura mencapai 70 kg/kapita/tahun, Filipina 40 kg/kapita/tahun, sedangkan Hongkong 80 kg/kapita/tahun dan Taiwan 65 kg/kapita/tahun.
Data tersebut membuktikan bahwa selama ini konsumsi ikan di Indonesia bukan sesuatu yang mahal, karena dua per tiga negeri ini terdiri atas laut dan ikan mudah di dapat.
Sementara itu fakta memperlihatkan, produk perikanan nasional lebih banyak di nikmati pasar luar negeri. Padahal Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan tiap negara memperhatikan tingkat konsumsi ikannya setidaknya 31,4 kilogram per kapita per tahun.
Wakil Ketua Komisi Tetap Ketahanan Pangan dan Industri Primer Pertanian Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Don P Utoyo, mengutip standar Widya Gizi 2008 yang menyebutkan, pemenuhan protein hewani asal ikan dituntut mengambil porsi lebih besar dibandingkan sumber protein hewani lainnya.
Rendahnya tingkat konsumsi ikan tersebut diakibatkan karena masih adanya anggapan di kalangan masyarakat, bahwa makan ikan kurang bergengsi, atau indentik dengan kemiskinan, bahkan ada anggapan sebagian masyarakat yang menyatakan, mengonsumsi ikan terlalu banyak akan mengakibatkan cacingan atau alergi.
Padahal protein yang terdapat dalam ikan sangat diperlukan manusia karena lebih mudah dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola hamper sama dengan asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia. Selain itu, protein ikan juga terdiri atas asam amino esensial yang tidak mudah rusak selama pemasangan, dan lebih lengkap dibandingkan dengan sumber protein hewan.
Kandungan gizi
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Perusahaan JasaBoga Indonesia, R.a Hj. Ning Sudjito, ST mengungkapkan ikan selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi yang sangat berguna bagi manusia.
Kandungan gizinya dapat menyebabkan terhindar dari penyakit degeranatif seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi , stroke dan kanker. Belum lagi, kandungan protein ikan setingkat dengan protein daging , sedikit di bawah telur dan diatas protein serealisa dan kacang-kacangan. Asam amino ikan dapat meningkatkan mutu protein pangan lain.
“Misalnya, nasi memiliki kadar asam amino yang rendah, tetapi ikan mempunyai kadar lisin tinggi. Jadi, mengonsumsi nasi dengan lauk ikan akan saling melengkapi,” tambah Ning.
Ahli fizi Institut Pertanian Bogor, Hardiansyah, mengatakan ikan memang menyehatkan dan mencerdaskan. “Ikan adalah sumber protein asam amino yang lengkap yang dibutuhkan tubuh,” ujarnya.
Ikan juga kaya akan vitamin B kompleks, B6, dan B12 serta mineral.” Ikan pun mengandung lemak, tapi tak banyak. Lemakny pun lemak bagus’ ujarnya menambahkan. Ikan laut kaya akan lemak, vitamin dan mineral, sedangkan ikan tawar banyak mengandung karbohidrat.
Ikan laut memiliki kandungan yodium tinggi yang bisa mencapai 830 mikro gram per kilogram. Berbeda dengan daging yang hanya 50 mikro kilogram dan telur 93 mikrogram.
Selain itu, ikan laut mengandung omega-3 yang bermanfaat menurunkan kadar kolestrol dalam darah. Jadi, sering mrngkonsumsi ikan laut dapt membantu mencegah terjadinya atesrosklerosis dan penyakit jantung.
Asam lemak omega-3 dan omega-6 pada ikan dapat meningkatkan kecerdasan anak. Asam lemak ini juga sangat membantu bagi ibu hamil yang dapat membentuk oto janin. Makanya, disarankan ibu hamil banyak mengkonsumsi ikan.
Minyak hati ikan laut juga menjadi sumber vitamin Adan D. Vitamin A yang ada di dalam minyak ikan termasuk yang mudah diserap. Dengan pemberian ikan minyak hati ikan pada balita bisa mencukupi kebutuhan vitamin A dan D, serta omega-3.
Sekedar tambahan, ikan laut juga banyak mengandung fluor. Pada anak-anak yang cukup mendapat giginya lebih sehat. Makanya, jarang ditemui anak sakit gigi ynag tinggal di pantai karena bnayk mengkonsumsi ikan laut.
Tabel penyediaan Ikan Untuk Konsumsi Tahun 2004-2008
Rincian
|
Tahun
|
Kenaikan
Rata-rata (%) | ||||
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008
| ||
Total (1000 ton)
|
4901.13
|
5249.57
|
5759.21
|
6380.66
|
6850.69
|
8.74
|
Per
Kapita (kg/Kap/th)
|
22.58
|
23.95
|
25.94
|
28.28
|
29.98
|
7.35
|
Sumber : DKP, Tahun 2010
Rincian
|
Tahun
|
Kenaikan
Rata-rata (%) 2005-2008 |
Kenaikan
Rata-rata (%) 2005-2009 | ||||
2005
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
| |||
Konsumsi Ikan
|
23.95
|
25.03
|
26.00
|
28.00
|
30.17
|
5.36
|
5.96
|
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar